Digambarkan dalam karangan sejenis prosa tersebut, bahwasannya Iblis beserta kolega-kolega dan para pembantunya sedang berkumpul dalam suatu majelis permusyawaratan. Mereka tengah membahas keadaan dunia, bahaya-bahaya yang mengancam serta keadaan-keadaan yang ditakutkan akan menghancurkan kerajaan Iblis dan eksistensi para syetan serta kepentingan-kepentingan mereka yang telah mereka tetapkan, putuskan dan jalankan selama ini.
Maka bersidanglah mereka dengan mengemukakan pendapat-pendapat dan hal-hal sebagai berikut :
Salah satu dari mereka berpendapat bahwa telah muncul bahaya dari ide-ide baru tentang demokrasi dan sistem pemerintahan republik.
Anggota yang lain angkat bicara : "Tidak usahlah khawatir dengan hal itu, karena itu cuma sekedar selimut tebal (kedok) dari sistem kerajaan (monarchi). Sebenarnya kita jugalah yang mendorong sistem kerajaan menjadi sistem republik, mengingat mulai munculnya kesadaran akan harga diri yang dapat mendorong manusia untuk berontak dari sistem yang telah kita paksakan selama ini. Tentu saja bila itu terjadi akan sangat berbahaya bagi kepemimpinan yang sedang berada di tangan kita. Oleh sebab itu, tipuan tersebut terpaksa kita lakukan melalui "demokrasi" dan "sistem republik" ! Sebenarnya hakikat monarchi tidak hanya sebatas pada seorang raja yang memegang kekuasaan penuh saja melainkan juga merupakan cara hidup (way of life) dimana penguasa (raja) menghisap rakyatnya dan memperbudak manusia atas manusia. Bukankah saudara tahu, bahwasannya sistem republik yang ada sekarang ini cuma luarnya saja, tetapi inti dalamnya adalah lebih kejam dan lebih kelam dari bathinnya seorang Zhengis Khan !"
Anggota yang lain lagi berpendapat : "Ketua Majelis Yth, Walaupun pemimpin-pemimpin dunia tersebut merupakan para eksekutifmu yang setia tetapi aku mulai tidak percaya pada kemampuan dan kecakapan mereka ! Sekarang ini saja si Samiri yang menganut agama Yahudi yang pada hakekatnya duplikat agama Mazdak (=Tokoh Sosialis Parsi yang terkenal) telah hampir meruntuhkan pondasi dunia bersama pengikut-pengikutnya yang telah melengserkan raja-raja dengan hujatan dan kepalan tangan mereka. Dulu kita memang menganggap enteng bahaya sosialisme ini, tetapi kenyataannya sekarang telah berkembang menjadi suatu ancaman yang besar bagi kita para syetan. Saya khawatir Ketua Majelis Yth, dunia yang selama ini Tuan perintah akan berbalik 180 derajat dari apa yang kita harapkan dan idam-idamkan !"
"Mendengar pembicaraan-pembicaraan dan opini-opini anggotanya ini maka Ketua Majelis (yakni Iblis) memberikan sambutannya : "Aku ini masih memegang kendali dunia dan masih dapat mengendalikannya menurut kehendakku ! Kalian akan tercengang bila aku berbisik ke telinga-telinga para pemimpin politik dunia itu maka mereka akan kehilangan kesadaran mereka sehingga mereka mau menuruti perintah-perintahku ! Adapun bahaya sosialisme yang kalian takutkan itu, Percayalah bahwa keretakan hubungan dan perselisihan antara manusia dengan manusia tak akan pernah bisa disembuhkan dengan resep "logika Mazdak" ataupun "filsafat Sosialisme". Aku sama sekali tidak takut dengan budak-budak sosialisme tersebut. Satu-satunya bahaya yang aku takutkan adalah bahaya dari umat yang selalu ruku' dan sujud kepada Allah SWT, yang badannya selalu jauh dari tempat tidur (karena jarang tidur nyenyak di malam hari) dan air matanya selalu mengalir di waktu fajar (subuh) karena takutnya kepada tuhannya dan rindunya untuk bertemu."
"Jadi, bagi kita bangsa syetan, jelas bahwa islamlah bahaya hari esok dan bukan sosialisme ! Saya juga tahu, bahwa Umat Islam saat ini banyak yang telah menyia-nyiakan Al-qur'an yang merupakan petunjuk bagi mereka. Mereka telah gila akan harta benda, mereka terlena hingga berlomba-lomba mengejar kemegahan dan kekayaan dunia. Fikiran dan faham seperti itu telah berkembang di tengah-tengah sebagian kelompok para cendikiawan muslim itu sendiri dalam bentuk "Sekularisme" atau Faham yang memisahkan antara agama dengan negara dengan dalih bahwa agama adalah soal pribadi yang tak ada kaitannya dengan masyarakat apalagi dengan bangsa dan negara. Agama itu kini hampir tinggal keyakinan, ibadah dan budi pekerti semata yang tak ada sangkut-pautnya dengan politik dan pemerintahan. Saya tahu itu semua !"
"Namun demikian saya tetap khawatir bila suatu saat nanti umat ini akan mengoyak-ngoyak zaman keemasan kita dan membangunkan manusia dari keterlelapannya untuk kembali kepada Agama Islam yang sebenar-benarnya sebagaimana yang dibawa oleh Muhammad. Sebagai Ketua Majelis, saya ingatkan agar semua anggota parlemen yang terhormat ini berhati-hati dan waspada terhadap umat dan agama Muhammad ini. Revolusi manakah yang dapat menandingi revolusi Islam, dan pemberontakan manakah yang lebih dahsyat dari dicetuskannya Ideologi Islam, baik dalam bentuk pikiran dan perbuatan. Oleh Karena itu, berjuanglah anggota majelis Yth sekuat tenagamu agar ajaran Islam itu tetap terselubung dari mata dan hati manusia."
"Bergembiralah Saudara-saudaraku ! Bahwa kenyataannya, saat ini Umat Islam sebagian besar masih lemah-lemah imannya, masih bodoh-bodoh, dan masih bisa diadu domba. Nina bobokanlah kaum muslimin ini agar mereka tetap tidur nyenyak. Awas! Jangan sampai mereka sempat terbangun, karena bila sampai terbangun maka seluruh mantera-mantera, jimat-jimat dan sihir-sihir kita akan dapat dilumpuhkan bahkan dihancurkan dengan kalimat-kalimat : Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Takbir mereka yang amat sakti itu !"
"Lalaikanlah mereka Wahai Majelis Yth ! dari mengerjakan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat agar mereka tidak memperoleh Wibawa Besar untuk memimpin dunia. Adalah suatu keuntungan besar buat kita para syetan bila Umat Islam tidak memegang tampuk pimpinan dan kekuasaan di dunia sehingga mereka rela meninggalkan atau menyerahkannya kepada umat lain selain Umat Islam."
"Dan bisikanlah terus mereka agar menganggap bahwa kehidupan ini tidak bermanfaat sama sekali selain hanya ibadah ritual saja. Celakalah dan Binasalah kita semua kaum syetan seandainya Umat Muhammad ini sempat terbangun untuk mengontrol dan mengawasi serta mengamati perilaku kehidupan dunia serta perkembangannya. Begitulah Saudara-saudaraku !"
Kemudian Iblis Sang Ketua Majelis bertanya : "Bagaimana pendapatku dan usul-usulku yang telah aku kemukakan tadi saudara-saudaraku Para Anggota Majelis Yth ?"
Maka serentak Para Anggota Majelis menjawab : "Setuju! Setuju!! Setuju!!!"
"Baiklah kalau begitu..., terimakasih atas dukungan, kepercayaan dan kesepakatan suara dari saudara-saudara Anggota Majelis Yth", kata Iblis.
Akhirnya Iblis Sang Ketua Majelis menutup Sidang : "Dengan ini saya nyatakan bahwa Sidang Majelis Syetan saya tutup !" Tok! tok!, suara palu sidang diketok sebanyak 2 kali... Lantas diikuti dengan Tepuk tangan dan Sorak sorai Anggota Parlemen sambil mereka meriakkan Yel-yel : "Hidup Iblis ! Hidup Iblis !! Viva Iblis dari dahulu hingga Kiamaaaaat....!!!"
This Story was Retold by : M. Shobrie H.W., SE CPTr CPHR.
0 comments:
Post a Comment